-->

CONTOH SOAL DAN JAWABANNYA PENGERTIAN BIAYA RELEVAN

advertise here


PENGERTIAN BIAYA RELEVAN

Biaya Relevan adalah biaya masa mendatang dalam berbagai alternatif untuk mengambil keputusan manajemen.Biaya relevan sering disebut biaya diferensial yaitu biaya yang berbeda-beda akibat adanya tingkat produksi yang berbeda yang mengakibatkan perbedaan biaaya tetap.Kedua jenis biaya hakikatnya sama,yakni berbagai alternatif biaya yang disebabkan oleh tingkat produksi.Biaya relevan lazim digunakan untuk mengambil keputusan taktis. Biaya relevan merupakan hasil pengolahan data historis oleh akuntan intern,atau oleh ahli yang lainnya.Ia disebut relevan karena berhubungan erat dengan pengambilan keputusan manajemen.Ia merupakan biaya masa mendatang karena digunakan untuk menyusun anggaran,perencanaan laba,dan pengendalian kegiatan yang bertumpu pada program kerja jangka pendek dan jangka panjang.

 

TUGAS MANAJER

Salah satu tugas pokok manajer adalah membuat keputusan berdasarkaan informasi akuntansi yang relevan.Keputusan itu terdiri dari keputusan rutin dan keputusan khusus.Yang dimaksud keputusan rutin adalah keputusan operasi sehari-hari sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen (pemasaran,produksi,dan keuangan).Sedangkan keputusan khusus adalah keputusan yang hanya kadangkala saja dibuat,yaitu misalnya keputusan tentang:

1)      Menolak ataau menerima order khusus

2)      Menetapkan kebijakan harga

3)      Menutup divisi ataau mengembangkan

4)      Menentukan laba atau keterbatasan kapasitas

5)      Membuat sendiri atau membeli produk

Peranan akuntan intern sangat penting sekali dalam menyajikan informasi akuntansi bagi keputusan manajemen.Informasi akuntansi yang disajikan oleh akuntan intern itu harus tepat (accuuracy),relevan,dan harus dapat dipercaya,baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

MENOLAK ATAU MENERIMA ORDER KHUSUS

Order khusus ialaah penjualaan yang harganya di bawah harga pasar karena perusahaan ingin menggunakan kapasitas yang menganggur ataau ingin menjual kelebihan persediaan barang jadi.Misalnya kapasitas penuh adalah 1.000 unit output,sekarang bekerja 800 unit output,sisa 200 unit output diproduksi kemudian di jual dengan harga pasar,atau produksi 800 unit,dijual 700 unit,maka sisa 100 unit dijual dengan harga khusus.

Order khusus diterima jika menambah laba operasi,dan sebaliknya ditolak jika mengurangi laba operasi.Untuk menentukan order khusus diterima atau ditolak harus menggunakan pendekatan Direct Costing atau Variabel Costing,dimana seluruh biaya tetap dinyatakan sebagai beban (expenses).Dengan demikian yang dimaksud biaya produksi adalah hanya terdiri dari biaya variabel yaitu biaya bahan langsung,biaya tenaga kerja langsung atau upah buruh,dan biaya overhead pabrik variabel.Biaya overhead pabrik tertap dikategorikan sebagai beban (expenses) terhadap pendapatan perusahaan.

Jika harga order khusus lebih besar daripada harga pokok produksi variabel (variabel costing atau direct costing),maka akan menambah laba operasi,dan itu berarti order khusus harus diterima,dengan catatan bahwa biaya-biaya yang lainnya tidak berubah (biaya premasaran dan biaya administrasi baik variabel maupun tetap).

1.      Menerima atau Menolak Order Khusus

Keterangan

AVC

(Rp)

TFC

(Rp)

AFC

(Rp)

AC

(Rp)

Biaya bahan Langsung

5

0

0

5

Biaya upah Langsung

4

0

0

4

Biaya overhead pabrik

3

4.000

4

7

Biaya pemasaran

2

4.000

4

6

Biaya Administrasi

1

2.000

2

3

Jumlah

15

10.000

10

25

 

2.      Menerima order khusus 400 unit @ Rp 15

Perhitungan Rugi-Laba:Full costing

Keterangan

Rp

Penjualan (1.100X30) + (400X15)

39.000

Harga pokok penjualan (1.500X16)

24.000

Laba kotor

15.000

Beban pemasaran (1.100X2) + 3000

5.200

Beban Administrasi (1.100X1) + 2000

3.100

Laba operasi

6.700

 

3.      Menolak order khusus 400 unit @ Rp 15

Perhitungan Rugi-Laba:Full costing

Keterangan

Rp

Penjualan (1.100X30)

33.000

Harga pokok penjualan (1.100X16)

27.600

Laba kotor

15.400

Beban pemasaran (1.100X2) + 3000

5.200

Beban Administrasi (1.100X1) + 2000

3.100

Laba operasi

7.100

Kesimpulan : Terjadi penurunan laba operasi Rp 400 yaitu (Rp.7.100 – Rp 6.700),maka order khusus ditolak.

4.      Menerima order khusus 400 unit @ Rp 15

Perhitungan Rugi-Laba: Direct Costing

Keterangan

Rp

Penjualan (1.100X30) + (400X15)

39.000

Harga pokok penjualan (1.500X12)

18.000

Magin kontribusi kotor

21.000

Beban pemasaran (1.100X2)

2.200

Beban administrasi (1.100X1)

1.100

Margin kontribusi

17.700

Biaya tetap

9.000

Laba operasi

8.700

 

5.      Menolak order khusus  unit @ Rp

Perhitungan Rugi-laba : Direct Costing

Keterangan

Rp

Penjualan (1.100X30)

33.000

Harga pokok penjualan (1.100X12)

13.200

Magin kontribusi kotor

19.800

Beban pemasaran (1.100X2)

2.200

Beban administrasi (1.100X1)

1.100

Margin kontribusi

16.500

Biaya tetap

9.000

Laba operasi

7.500

 

Kesimpulan : Terjadi kenaikan laba operasi Rp 1.200 (Rp 8.700 – Rp 7.500)

KEBIJAKAN HARGA

Dalam dunia marketing,kebijakan penetapan harga suatu produk diklasifikasikan sebagai berikut:

1.Harga produk baru

2.Adaptasi harga

3.Perubahan harga

Khusus mengenai produk baru,kebijakan penetapan harga sangat penting sekali karena menentukan pangsa pasarnya.Pada umumnya kebijakan harga produk baru adalah:

1)      Skimming pricing,dimana harga mula-mula diputuskan tinggi dengan tujuan untuk menutup biaya riset dan pengembangan produk,kemudian secara tahap demi tahap diturunkan disesuaikan dengan tingkat persaingan.

2)      Penetration pricing,dimana harga mula-mula diputuskan rendah dengan tujuan untuk merebut dan menguasai pasar,kemudian tahap demi tahap dinaikkan setelah pelanggan mulai loyal terhadap produksi.

 

Disamping itu harga juga harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan pelanggan,kebijakan semacam ini disebut adaptasi harga.para pembuat kebijakan harga menjadikan lingkungan pelanggan sebagai dasar untuk mengambil keputusan.kebijakan harga adaptif ini terdiri dari :

1)      Geographical pricing: harga harus didasarkan pada daya beli masyarakat dan biaya transportasi untuk mendistribusikan produk.

2)      Price Discount and Allowance: pelanggan yang melakukan pembelian dalam jumlah banyak,mendapatkan potongan khusus (special discount).

3)      Promotional pricing: untuk menarik pelanggan baru,produsen memperkenalkan harga promosi

4)      Discriminatory pricing: daya beli,selera,kebetulan konsumen yang beraneka ragam,menjadi dasar untuk menetapkan harga berbeda-beda.Di samping itu karakteristik dan kualitas produk yang berbeda menentukan harga yang berbeda.

5)      Product Mix Pricing: bauran produk dapat dijadikan penetapan harga

Dalam dunia bisnis tidak ada yang tetap sepanjang waktu,terutama masalah harga.perubahan itu disebabkan oleh berbagai faktor antara lain faktor ekonomi,sosial dan politik.khusus mengenai harga,dapat berubah karena disebabkan oleh:

1)      Perubahan nilai tukar mata uang,biasanya disebabkan oleh nilai ekspor dan impor atau oleh neraca perdagangan (current account)

2)      Inflasi,biasanya dalam kondisi ekonomi yang buruk

3)      Perubahan teknologi produksi dan komunikasi

4)      Persaingan

Dalam dunia akuntansi manajerial,manajemen membuat kebijakan harga bertumpu pada perilaku biaya,yang dituangkan dalam bentuk rumus “cost + markup”.Ada empat  macam teknik penetapan harga yang lazim dipakai yakni:

1)      Biaya produksi variabel ditambah rencana laba

2)      Biaya produksi fungsional ditambah rencana laba

3)      Biaya variabel ditambah rencana laba

4)      Total biaya ditambah rencana laba

 

Struktur biaya (kapasitas normal = 1000 output)

keterangan

Biaya variabel per unit (Rp)

Total biaya tetap (Rp)

Biaya tetap per unit (Rp)

Biaya bahan baku

5

0

0

Biaya upah langsung

4

0

0

Biaya overhead pabrik

3

4.000

4

Biaya pemasaran

2

4.000

4

Biaya administrasi

1

2.000

2

jumlah

15

10.000

10

 

MENGEMBANGKAN ATAU MENUTUP SUATU DIVISI ATAU DEPARTEMEN

Suatu divisi pusat laba (profit center) yang menderita kerugian pada umumnya ditutu. Namun untuk menutupnya harus diperhitungkan laba-rugi secara keseluruhan. Jika secara keseluruhan organisasi mengakibatkan penurunan laba,maka divisi yang menderita kerugian itu diperkenankan terus beroperasi dengan jalan harus mengurangi biaya agar dapat memperkecil kerugian.kerugian suatu divisi pada umumnya disebabkan oleh perilaku biaya tetap. Perilaku biaya tetap dapat dalam bentuk:

1)      Biaya tatap yang dapat dihapuskan (avoidable fixed cost) bila suatu departemen/divisi ditutup,misalnya gaji karyawan

2)      Biaya tetap yang tidak bisa dihapuskan (unavoidable fixed cost) walau departemen/divisi sudah ditutup,misalnya penyusutan aktiva tetap departemen/divisi yang bersangkutan,asuransi,pemeliharaan,biaya manajemen,dan lain-lain.

 

LABA PADA KETERBATASAN KAPASITAS

Suatu perusahaan pada umumnya memproduksi banyak produk seperti misalnya PT Unilever Indonesia pada kapasitas peralatan yang terbatas.Keterbatasan peralatan itu memaksa manajemen untuk mengambil keputusan memproduksi yang memiliki sumbangan laba terbanyak secara keseluruhan,bukan laba per unit.Hal itu disebabkan karena manajemen harus berfikir secara keseluruhan (holistik) bukan berfikir secara parsial.

MEMBUAT SENDIRI ATAU MEMBELI

Keputusan manajemen untuk membuat sendiri atau membeli dari pihak ketiga sesuatu produk,hakikatnya adalah masalah penggunaan peralatan untuk memproduksi produk yang paling besar memberikan sumbangan laba.Pertimbangan utama untuk memutuskan membeli atau membuat sendiri adalah “Biaya Relevan”.dimana kategori biaya yang diperhitungkan adalah biaya material langsung,upah langsung,overhead pabrik variabel dan fixed overhead pabrik yang dapat dihapuskan (avoidable fixed factory overhead).

Tabel: Struktur Biaya

Keterangan

Biaya variabel per unit (Rp)

Biaya tetap total

 (RP)

Biaya bahan langsung

5

0

Biaya upah langsung

4

0

Biaya overhead pabrik

3

4.000

Biaya pemasaran

2

4.000

Biaya Administrasi

1

2.500

Jumlah

15

10.000

 

Tabel: Biaya Relevan

Keterangan

Biaya membuat sendiri per unit (Rp)

Biaya membeli per unit (Rp)

Biaya bahan langsung

5

 

Biaya upah langsung

4

 

Biaya overhead pabrik langsung variabel

3

 

Biaya overhead pabrik yang dapat dihindakan

2

 

Jumlah

14

15

 

Tabel : Biaya Relavan

keterangan

Membuat sendiri

(Rp)

Membeli 1.000 unit dan peralatan idle

(Rp)

Membeli 1.000 unit dan menyewakan peralatan

(Rp)

Membeli 1.000 unit dan peralatan digunakan memproduksi produk lain (Rp)

Pendapatan sewa

0

0

2.000

0

Margin kontribusi

0

0

0

3.000

Biaya produksi

(14.000)

0

0

0

Biaya membeli

0

(15.000)

(15.000)

(15.000)

Biaya relevan

(14.000)

15.000)

(13.000)

(12.000)

 

MENENTUKAN BIAYA KESEMPATAN (OPPORTUNITY COST)

Biaya kesempatan merupakan salah satu pilihan manajemen untuk pengambilan keputusan.pengertian biaya kesempatan adalah kesempatan memperoleh hasil yang dikorbankan karena memilih alternatif lain untuk memperoleh hasil yang lebih baik dengan menggunakan sumber daya terbatas.Dengan pengertian lain biaya kesempatan adalah menolak hasil yang sudah pasti untuk mengejar hasil yang lebih besar dimasa mendatang yang belum pasti.

Menolak Atau Menerima Order Khusus

Keterangan

AVC

(Rp)

TFC

(Rp)

AFC

(Rp)

AC

(Rp)

Biaya bahan Langsung

1.015

-

-

1.015

Biaya upah Langsung

1.200

-

-

1.200

Biaya overhead pabrik

468

5.169

21

489

Jumlah

2.683

5.169

21

2.704

 

  1. Menerima Order Khusus 100 unit Rp.4.500

Perhitungan Rugi Laba : full costing

Keterangan

Rp.

Penjualan (150x5000)(100x4500)

Harga pokok penjualan (250x2.704)

Laba operasi

1.200.000

676.000

524.000

 

  1. Menolak order khusus 100 unit Rp.4.500

Perhitungan Rugi laba : Full Costing

Keterangan

Rp.

Penjualan (150x5000)

Harga pokok penjualan (150x2.704)

Laba operasi

750.000

405.600

344.400

Kesimpulan:

Terjadi kenaikan laba operasi Rp. 179.600 yaitu (Rp.524.000-Rp.344..400) maka orderan diterima.

  1. Menerima Order Khusus 100 unit Rp.4.500

Perhitungan Rugi Laba : direct costing

Keterangan

Rp.

Penjualan (150x5000)+(100x4500)

Harga pokok penjualan (250x2683)

Laba kotor

Biaya tetap

Laba operasi

1.200.000

670.750

529.250

(5.169)

524.081

 

  1. Menolak order khusus 100 unit Rp.4.500

Perhitungan Rugi laba : Direct Costing

Keterangan

Rp.

Penjualan (150x5000)

Harga pokok penjualan (250x2683)

Laba kotor

Biaya tetap

Laba operasi

750.000

402.450

 347.550

5.169

342.381

Kesimpulan : Jadi terjadi kenaikan laba operasi Rp.181.700 yaitu (524.081-342.381) maka order khusus diterima.

  1. Kebijakan  Harga

Struktur biaya (kapasitas normal= 200 output)

Keterangan

Biaya variabel per unit (Rp)

Total biaya tetap (Rp)

Biaya tetap per unit (Rp)

Biaya bahan langsung

Biaya upah langsung

Jumlah Bop

Jumlah

1.015

1.200

468

2.683

-

-

5.169

5.169

-

-

21

21