-->

PENGERTIAN UTANG

advertise here
BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar belakang
Utang adalah kewajiban suatu badan usaha atau perusahaan kepada pihak ketiga yang dibayar dengan cara menyerahkan aktiva atau jasa dalam waktu tertentu sebagai akibat dari transaksi dimasa lalu. Utang sangat penting untuk meningkatkan pendapatan suatu perusahaan. Utang merupakan komponen yang tidak bisa terpisahkan dari suatu perusahaan baik perusahaan yang berskala besar atau berskala kecil pasti hampir mempunyai akun utang di dalam laporan keuangan. Utang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kapasitas pendanaan sebuah perusahaan sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
1.2              Rumusan masalah
1.      Apa pengertian utang ?
2.      Apa saja klasifikasi utang dagang ?
3.      Apa perbedaan utang jangka pendek dan utang jangka panjang ?
4.      apa saja 3bagian dalam utang jangka pendek ?
1.3              Tujuan
1.      Mengetahui pengertian utang secara umum
2.      Memahami apa saja klasifikasi yang terkandung dalam utang dagang
3.      Mengetahui perbedaan utang jangka dan utang jangka panjang
4.      Mengetahui bagian-bagian yang terkandung dalam utang jangka pendek
1.4              Manfaat
1.      Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai utang dan dapat memahami tentang utang secara luas.
2.      Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman bagi pembaca dan penulis mengenai utang secara umum dan klasisfikasi utang dagang.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  PENGERTIAN  UTANG
Utang merupakan kewajiban yang timbul dari peristiwa masalalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam hal ini utang pemerintah meliputi Pinjaman Luar Negeri (PLN)dan Surat BerhargaNegara(SBN).
Utang adalah pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu.
Utang-utang yang menjadi kewajiban suatu perusahaan dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Pada prinsipnya utang akan dicantumkan sebesar nilai tunai dari utang-utang tersebut, tetapi pada umumnya utang jangka pendek akan dicantumkan dengan jumlah sebesar nilai nominalnya. Penyimpangan ini dilakukan dengan dasar anggapan bahwa selisih antara nilai nominal dengan nilai tunainya relatif kecil.
     Batasan yang biasa digunakan untuk mengelompokkan utang adalah jangka waktu pembayaran utang-utang tersebut. Apabila utang-utang itu akan dibayar dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan atau dalam waktu satu tahun maka dikelompokkan sebagai utang jangka pendek. Karena siklus usaha perusahaan itu berbeda-beda, maka batasan dari utang jangka pendek adalah sebagai berikut : Suatu kewajiban akan dikelompokkan sebagai utang jangka pendek apabila pelunasannya akan dilakukan dengan menggunakan sumbersumber aktiva lancar atau dengan menimbulkan utang jangka pendek yang baru.
2.2  KLASIFIKASI UTANG DAGANG
Yang dimaksudkan klasifikasi utang adalah klasifikasi sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang menyatakan bahwa utang diklasifikasikan dalam Utang Jangka Pendek dan Utang  Jangka Panjang.
1.      UTANG JANGKA PENDEK
Utang Jangka Pendek merupakan utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi. Dengan kata lain suatu utang dapat diklasifikasikan sebagai utang jangka pendek jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Utang Jangka Pendek dapat berasal dari Pinjaman Luar Negeri (PLN) dan Surat Berharga Negara (SBN).
Selanjutnya pembahasan utang jangka pendek ini akan dibagi dalam tiga bagian yaitu :
a)      utang jangka pendek yang jumlahnya dapat diketahui.
b)      utang jangka pendek yang jumlahnya belum dapat ditetapkan
c)      utang-utang bersyarat.
a. Utang Jangka Pendek Yang Jumlahnya Diketahui
 Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila memenuhi dua syarat:
1)      Kewajiban untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar.
2)      Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.
 Utang-utang yang memenuhi dua syarat di atas terdiri dari berbagai jenis utang sebagai berikut: 
1. Utang dagang dan utang wesel.
·         Utang dagang dan utang wesel biasanya timbul dari pembelian barang-barang atau jasa-jasa dan dari pinjaman jangka pendek. Dalam menentukan jumlah utang jangka pendek perlu diperhitungkan utang atas barang-barang yang dibeli yang masih dalam perjalanan. Pencatatan utang atas pembelian barang yang masih dalam perjalanan harus mempertimbangkan syarat pengirimannya.
·         Utang wesel ada yang dijamin, ada juga yang tanpa jaminan, di dalamnya termasuk wesel-wesel yang dikeluarkan untuk pembelian barang-barang atau jasa, pinjaman bank jangka pendek, pegawai atau pemegang saham dan untuk pembelian mesin-mesin dan alat-alat. 
2. Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu.
·         Utang obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang akan dilunasi kurang dari satu tahun dilaporkan sebagai utang jangka pendek. Jika yang jatuh tempo hanya sebagian, maka bagian yang jatuh tempo dalam tahun itu dilaporkan sebagai utang jangka pendek, sedang yang belum jatuh tempo tetap dilaporkan sebagai utang jangka panjang. Apabila utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu akan dilunasi dengan dana-dana pelunasan atau dari uang hasil penjualan obligasi baru atau akan ditukar dengan saham, maka utang jangka panjang tadi tetap dilaporkan sebagai utang jangka panjang. Walaupun pelunasannya masih dalam waktu satu tahun, tetapi karena tidak dilunasi dengan sumber aktiva lancar dan tidak menimbulkan utang jangka pendek yang baru, maka tidak dikelompokkan dalam utang jangka pendek. 
3. Utang dividen.
·         Dividen yang dibagikan dalam bentuk uang atau aktiva (jika belum dibayar) dicatat dengan mendebit rekening laba tidak dibagi dan mengkredit utang dividen. Karena utang dividen ini segera akan dilunasi maka termasuk dalam kelompok utang jangka pendek. Utang dividen ini timbul pada saat pengumuman pembagian dividen oleh direksi dan terutang sampai tanggal pembayaran. Dividen untuk saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah pasti, tetapi sebelum tanggal pengumuman belum merupakan utang. Utang dividen skrip akan dikelompokkan sebagai utang jangka pendek jika segera akan dilunasi. Pembagian dividen dalam bentuk saham (dividen saham) dicatat dengan debit laba tidak dibagi dan kredit dividen saham yang akan dibagi. Kredit yang dibuat untuk mencatat dividen saham yang akan dibagi tidak termasuk dalam kelompok utang jangka pendek tetapi merupakan elemen modal. 
4. Uang muka dan jaminan yang dapat diminta kembali.
·         uang muka merupakan pembayaran di muka dari pembeli untuk barang-barang yang dipesan. Sebelum barang-barang diserahkan pada pembeli, uang muka tersebut merupakan utang jangka pendek.
·         Jaminan yang diminta dari langganan juga merupakan utang, jika jaminan itu dapat ditarik kembali sewaktu-waktu, maka merupakan utang jangka pendek. Tetapi jika jaminan itu akan disimpan dalam perusahaan untuk jangka waktu yang lama, maka termasuk dalam kelompok utang jangka panjang. 
5. Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga.
·         Jaminan yang diminta dari langganan juga merupakan utang, jika jaminan itu dapat ditarik kembali sewaktu-waktu, maka merupakan utang jangka pendek. Tetapi jika jaminan itu akan disimpan dalam perusahaan untuk jangka waktu yang lama, maka termasuk dalam kelompok utang jangka panjang.
6. Utang biaya (biaya yang masih akan dibayar).
·         Utang biaya merupakan utang yang timbul dari pengakuan akuntansi terhadap biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dibayar. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah utang yang timbul dari gaji dan upah, bonus, biaya sewa dan Iain-lain. 
Bonus yang diberikan pada karyawan-karyawan tertentu kadang kadang menimbulkan masalah tersendiri. Bonus itu dapat dihitung dengan dasar penjualan atau laba, tergantung pada perjanjiannya.
Apabila bonus dihitung atas dasar laba, maka perhitungannya dapat dilakukan dengan 3 cara sebagai berikut:
a)      Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan pajak penghasilan (PPh).
b)      Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi pajak penghasilan sebelum dikurangi bonus.
c)      Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan pajak penghasilan.
·         Pendapatan diterima di muka. 
Jumlah yang diterima dari langganan untuk barang-barang dan jasa-jasa yang akan diserahkan dalam periode yang akan datang dicatat sebagai pendapatan yang diterima di muka dan dilaporkan di bawah kelompok utang jangka pendek. Contoh dari pendapatan yang diterima di muka adalah uang muka yang diterima untuk langganan majalah/surat-surat kabar. Jumlah penerimaan ini merupakan pendapatan yang diterima di muka sampai majalah/surat kabarnya diserahkan pada pembeli.
b. Taksiran utang / utang jangka pendek yang jumlahnya belum dapat ditetapkan
Biasanya jumlah kewajiban dari suatu utang sudah dapat ditentukan, baik dari kontrak maupun dari perhitungan dengan dasar suatu tarif tertentu. Akan tetapi tidak semua utang dapat ditentukan jumlahnya, kadang-kadang terdapat utang-utang yang sudah jelas harus dibayar, tetapi pada tanggal neraca jumlahnya masih belum pasti. Karena jumlahnya masih belum jelas, tetapi kewajibannya sudah«pasti maka pada tanggal neraca dilakukan perhitungan jumlah kewajiban dengan cara taksiran.
Taksiran utang ini mungkin dikelompokkan sebagai utang jangka pendek atau jangka panjang, tergantung pada saat pelunasan utang tersebut. Jika pelunasannya segera, maka dikelompokkan sebagai utang jangka pendek, tetapi jika pelunasannya akan dilakukan beberapa periode yang akan datang maka dikelompokkan sebagai utang jangka panjang.
Beberapa jenis taksiran utang jangka pendek yang nampak dalam neraca adalah:
a.       Taksiran Utang Pajak Penghasilan
Pada akhir periode sesudah diketahui laba yang diperoleh, diperlukan untuk menaksir besarnya pajak penghasilan yang akan menjadi beban tahun yang bersangkutan. Besarnya pajak biasanya ditaksir dengan cara mengalikan tarif pajak yang berlaku dengan jumlah laba. Sesudah taksiran pajak ini dihitung, akan dicatat dengan jurnal yang mendebit rekening pajak penghasilan dan dikreditkan ke rekening utang pajak penghasilan. 
b.      Taksiran Utang Hadiah yang Beredar
Kadang-kadang ditawarkan hadiah atas pembelian barang-barang tertentu. Hadiah-hadiah ini merupakan biaya untuk periode di mana penjualan barang-barang tersebut terjadi. Apabila hadiah-hadiah itu habis waktunya pada akhir periode maka tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian. Tetapi apabila jangka waktu pengambilan hadiah melampaui suatu periode akuntansi, maka pada akhir tahun dibuat jurnal penyesuaian yang mendebit rekening biaya hadiah penjualan dan mengkredit rekening utang hadiah yang beredar. Jumlah utang hadiah yang beredar ini dihitung dengan cara taksiran dari jumlah penjualan. 
c.       Taksiran Utang Garansi
Jika barang-barang yang dijual disertai dengan garansi untuk perbaikanperbaikan maka pada akhir periode dihitung taksiran jumlah biaya yang akan terjadi sebagai akibat garansi tersebut. Taksiran biaya itu didebitkan ke rekening biaya garansi dan dikreditkan ke rekening taksiran utang garansi.
Cara tersebut merupakan cara yang sesuai dengan prinsip matching atau mempertemukan. Dengan cara ini yang selanjutnya disebut expense warranty treatment biaya garansi dibebankan sebagai biaya pada periode dicatatnya penjualan.
Ada satu metode lain yang dapat digunakan untuk mencatat biaya garansi. Metode lain ini disebut sales warranty treatment. Dalam metode ini sebagian harga jual ditunda pengakuannya, sampai saat terjadinya pengeluaran biaya garansi yang sesungguhnya. Karena cara ini juga berdasar pada dasar accrual, maka dapat digunakan. Kelemahannya, adalah dilihat dari prinsip mempertemukan. Dalam cara ini, penghasilan ditunda menunggu sampai terjadinya biaya. Seharusnya, yang benar adalah biaya dibebankan sesuai dengan saat pengakuan pendapatan. Oleh karena itu, cara pertama (expense warranty treatment) sebaiknya yang digunakan. 
d.      Taksiran Utang Pensiun
Apabila karyawan yang berhenti sesudah bekerja untuk jangka waktu tertentu diberi pensiun, maka biaya pensiun yang dibayarkan selama masa hidupnya karyawan tersebut akan dibebankan sebagai biaya ke periodeperiode di mana karyawan tersebut bekerja. Jumlah pensiun yang akan dibayarkan ditaksir berdasarkan jumlah karyawan, umur dan jangka waktu pembayaran pensiun. Selanjutnya jumlah taksiran tadi dibagi dengan taksiran jangka waktu bekerjanya karyawan tersebut. Setiap periode jumlah taksiran ini didebitkan ke rekening biaya gaji dan upah atau biaya produksi tidak langsung dan dikreditkan ke rekening utang pensiun. Pada saat pensiun dibayar, rekening utang pensiun didebit dan rekening kas dikredit.
c. Utang bersyarat (contingent liabilities)
Utang-utang bersyarat merupakan utang-utang yang sampai pada tanggal neraca masih belum pasti apakah akan menjadi kewajiban atau tidak. Utang-utang semacam ini timbul akibat kegiatan di masa yang lalu. Untuk menentukan apakah suatu utang itu merupakan utang bersyarat atau taksiran utang, dasarnya adalah kepastian timbulnya kewajiban. Jika kewajiban membayar itu pasti timbul, walaupun jumlahnya belum pasti maka utang jenis ini merupakan taksiran utang. Tetapi jika kewajiban membayar itu masih belum pasti, mungkin jumlahnya sudah pasti atau mungkin juga belum pasti, maka utang-utang seperti ini merupakan utang-utang bersyarat. Jadi sesungguhnya perbedaan yang ada di antara taksiran utang dengan utang bersyarat adalah kepastian timbulnya kewajiban membayar dan bukannya mengenai kepastian jumlahnya. Yang termasuk dalam utang-utang bersyarat adalah:
a.       Piutang wesel didiskontokan dan piutang dijaminkan.
b.      Endorsemen bersyarat atas wesel-wesel.
c.       Sengketa hukum.
d.      Tambahan pajak yang belum jelas kepastiannya.
e.       Jaminan terhadap utang anak perusahaan.
f.       Garansi terhadap penurunan harga barang-barang yang dijual.
 Utang bersyarat dalam neraca bisa ditunjukkan dengan catatan kaki atau dilaporkan dengan judul tersendiri, tetapi tidak ikut dijumlahkan dengan utang-utang yang lain.
2.      UTANG JANGKA PANJANG
Utang jangka panjang adalah utang-utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumbersumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar. Jenis utang jangka panjang diantaranya adalah utang obligasi, utang wesel jangka panjang, utang hipotik, uang muka dari perusahaan afiliasi, utang kredit bank jangka panjang dan Iainlain. Utang jangka panjang timbul karena adanya kebutuhan dana untuk pembelian tambahan aktiva tetap, menaikkan jumlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain atau dimungkinkan  untuk melunasi utang-utang yang lain.
-          UTANG OBLIGASI
Apabila perusahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber, perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat dijual bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan dapat tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi tersebut.  Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-tembaga keuangan.
 Obligasi yang dikeluarkan dicatat dalam rekeningnya sebesar nilai nominal. Dalam hal harga jual obligasi tidak sama dengan nominal, selisihnya dicatat tersendiri yaitu bila dijual di atas nominal selisihnya dicatat dalam rekening agio obligasi, jika harga jualnya di bawah nilai nominal, selisihnya dicatat dalam rekening disagio obligasi.
 Biaya penjualan obligasi diperhitungkan sebagai pengurang harga jual dan tidak dicatat dalam rekening tersendiri. Apabila obligasi itu dikeluarkan untuk menukar aktiva tetap, pencatatannya dilakukan dengan jumlah sebesar harga jual obligasi. Harga jual ini dicatat sebagai harga perolehan aktiva tetap. Jika harga jual obligasi tidak dapat diketahui, pencatatan dapat menggunakan jumlah harga pasar (harga penilaian) aktiva tetap. Kalau harga jual obligasi atau harga pasar aktiva tetap yang dijadikan dasar pencatatan utang obligasi itu tidak sama dengan nilai nominal obligasi, selisihnya dicatat dalam rekening agio atau disagio obligasi. 
Pengeluaran obligasi dapat dicatat dengan dua cara yaitu:
a)      Pencatatan hanya pada obligasi yang terjual 
b)      Obligasi yang terjual dan yang belum terjual dicatat.
-          PROSEDUR AMORTISASI AGIO DAN DISAGIO OBLIGASI
Penjualan obligasi dengan harga yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai nominalnya menimbulkan agio atau disagio obligasi. Agio atau disagio merupakan penyesuaian terhadap tarif bunga nominal karena tarif bunga obligasi tidak sama dengan tingkat bunga di pasar. Dengan kata lain, agio atau disagio obligasi merupakan kapitalisasi dari perbedaan tarif bunga obligasi dengan tingkat bunga umum selama umur obligasi. Apabila dalam penjualan obligasi timbul disagio, maka disagio ini akan ditambahkan pada biaya bunga obligasi yang dibayarkan selama umur obligasi dan dikreditkan ke rekening disagio obligasi.
Apabila penjualan obligasi menimbulkan agio, maka agio ini merupakan pengurangan terhadap biaya bunga obligasi yang dibayar selama umur obligasi dan dikreditkan ke rekening biaya bunga obligasi. Amortisasi agio atau disagio obligasi dapat dilakukan dengan cara garis lurus ataupun bunga efektif. 
Selain menggunakan metode garis lurus untuk amortisasi agio atau disagio, perusahaan dapat menggunakan metode bunga efektif. Metode bunga efektif memberikan hasil perhitungan yang lebih baik jikai dibandingkan dengan metode garis lurus. Bila digunakan metode bunga efektif, maka biaya bunga efektif tiap periode tidak sama besarnya. Biaya bunga setiap periode dihitung dengan mengalikan tarif bunga efektif dengan nilai buku obligasi. Nilai buku obligasi adalah nominal obligasi ditambah agio atau dikurangi disagio obligasi yang belum diamortisasi.
-          PENCATATAN UTANG OBLIGASI
Apabila obligasi dijual tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi di samping membayar harga obligasi juga harus membayar bunga berjalan sejak tanggal bunga terakhir sampai dengan tanggal penjualan obligasi tersebut. Bunga berjalan yang dibayar oleh pembeli dicatat perusahaan dengan mengkredit rekening biaya bunga atau rekening utang bunga obligasi. Sedangkan bila bunga berjalan dikreditkan ke rekening utang bunga obligasi maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan  mendebit utang bunga obligasi sebesar bunga berjalan dan sisanya didebitkan ke rekening biaya bunga. Jika bunga berjalan dikreditkan ke rekening biaya bunga maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit rekening biaya bunga obligasi sebesar bunga yang dibayar. Amortisasi agio atau disagio dapat dicatat setiap bulan, setiap tanggal pembayaran bunga atau setiap akhir periode bersama dengan jurnal penyesuaian yang lain.
-          PELUNASAN OBLIGASI SEBELUM JATUH TEMPO
Obligasi bisa ditarik untuk dibayar kembali sebelum saat jatuh temponya. Selisih antara jumlah pelunasan dengan jumlah nilai buku obligasi dicatat sebagai laba atau rugi karena penarikan obligasi. Nilai buku obligasi adalah nilai nominal ditambah dengan agio yang belum diamortisasi atau dikurangi dengan disagio yang belum diamortisasi. Apabila terdapat biaya penjualan obligasi, maka biaya penjualan yang belum diamortisasi juga dikurangkan pada nilai nominal obligasi. Laba atau rugi yang timbul dari pelunasan obligasi, dimasukkan dalam elemen-elemen luar biasa (extra ordinary).
Obligasi yang ditarik dari peredaran dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu:
a)      Obligasi yang ditarik dan tidak akan dijual kembali. Dalam keadaan seperti ini, rekening utang obligasi didebit sebesar jumlah nominal obligasi yang ditarik.
b)      Obligasi yang ditarik nantinya akan dijual kembali. Dalam keadaan seperti ini, pada waktu penarikan obligasi yang didebit adalah rekening treasury bonds. Rekening treasury bonds ini bukannya rekening aktiva, tetapi merupakan pengurang terhadap rekening utang obligasi. Treasury bonds ini didebit dengan jumlah nilai nominal, jika obligasi dijual lagi, maka rekening ini juga dikredit dengan jumlah nilai nominal. Selisih antara nominal dengan jumlah uang yang diterima dalam penjualan treasury bonds dicatat sebagai agio atau disagio.
2.3  JATUH TEMPO UTANG DAGANG 

1.      Utang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Periode Berjalan
Seluruh atau bagian dari uang obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang akan dilunasi kurang dari satu tahun dilaporkan sebagai utang jangka pendek.
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode berjalan tetap diakui sebagia utang jangka panjang apabila:
·         Ditarik atau dilunasi dengan aktiva yang terakumulasi untuk tujuan tersebut yang secara layak tidak ditunjukkan sebagai aktiva lancar
·         Didanai kembali atau dilunasi dari hasil penerbitan utang baru
·         Dikonversi menjadi modal saham
Apabila hanya sebagian dari utang jangka panjang yang dibayarkan dalam 12 bulan ke depan, seperti halnya obligasi berseri, maka perusahaan melaporkan bagian jatuh tempo dari utang jangka panjang sebagai kewajiban lancar, dan bagian sisanya dilaporkan sebagai utang jangka panjang.
2.      UTANG JANGKA PENDEK YANG DIHARAPKAN AKAN DIDANAI KEMBALI
Kewajiban jangka pendek (short-term obligation) adalah utang yang dijadwalkan akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun setelah tanggal  neraca perusahaan atau dalam siklus operasi perusahaan, mana yang lebih lama.
Beberapa kewajiban jangka pendek diharapkan akan didanai kembali atas dasar jangka panjang dan karena itu, diperkirakan tidak memerlukan penggunaan modal kerja selama tahun berikutnya.
Pendanaan kembali kewajiban jangka pendek atas dasar jangka panjang berarti menggantikannya dengan kewajiban jangka panjang atau dengan sekuritas ekuitas, atau memperbaharui , memperpanjang atau  menggantikannya dengan kewajiban jangka pendek selama periode yang tidak terputus, yang melebihi satu tahun (siklus operasi, jika lebih lama) mulai dari tanggal neraca perusahaan.
Kewajiban jangka pendek wajib dikeluarkan dari kelompok kewajiban lancar hanya jika kedua kondisi berikut dipenuhi :
·         Perusahaan memiliki rencana untuk mendanai kembali kewajiban atas dasar jangka panjang
·         Perusahaan menunjukkan kemampuan untuk melaksanakan pendanaan kembali tersebut
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
utang adalah pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu.
Yang dimaksudkan klasifikasi utang adalah klasifikasi sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang menyatakan bahwa utang diklasifikasikan dalam Utang Jangka Pendek dan Utang  Jangka Panjang.
3.2 Saran
Dengan materi ini ,kami berharap pembaca dapat mengerti dan paham dengan apa yang telah kami buat, dan pembaca dapat memahami mengenai utang secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA
Sampoerno Wibowo. 2009. Akuntansi keuangan 2. Politeknik telkom bandung: Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Modul sistem akuntansi utang pemerintah (saup)